Langsung ke konten utama

5 ALASAN KENAPA ORANG YANG LAGI SUSAH MENOLAK TAWARAN KERJA DI DUNIA MARKETING

Ada teman yang lagi susah, butuh duit, tapi begitu ditawarin kerja di dunia marketing, malah nolak mentah-mentah. Kenapa begitu? Padahal kan butuh banget pemasukan?

Ini beberapa alasan kenapa orang yang lagi kesusahan sekalipun bisa menolak tawaran kerja di dunia marketing, padahal secara logika itu solusi:


1. Stigma Negatif yang Melekat

Ini mungkin alasan paling kuat. Dunia marketing itu punya stigma yang buruk di mata banyak orang, sering banget dikaitkan dengan hal-hal yang kurang etis:

Pencitraan Buruk "Sales": Banyak yang langsung mikir "sales" kalau dengar marketing. Dan "sales" itu sering diidentikkan dengan maksa-maksa, nipu, atau ngomong manis tapi bohong demi closing. Orang yang lagi susah biasanya maunya kerja yang "jujur" dan "bermanfaat" di mata mereka.

Merasa Jadi "Bagian dari Masalah": Setelah penjelasan sebelumnya tentang marketing yang manipulatif atau pendorong konsumerisme, beberapa orang merasa kalau mereka masuk ke dunia itu, mereka jadi bagian dari sistem yang mereka kritik atau benci. Ini soal nilai pribadi yang bertabrakan.

Takut Dimanfaatkan: Ada kekhawatiran mereka akan disuruh melakukan hal-hal yang tidak sesuai hati nurani, hanya demi target.

2. Ketidakcocokan Karakter & Keterampilan

Tidak semua orang terlahir atau cocok jadi "marketer" dalam artian yang umum dipahami:

Introvert vs. Ekstrovert: Dunia marketing, terutama yang berhubungan langsung dengan penjualan atau networking, butuh energi sosial yang tinggi. Orang yang introvert mungkin merasa terkuras atau sangat tidak nyaman dengan tuntutan interaksi konstan ini, apalagi kalau lagi dalam kondisi mental tertekan karena kesusahan.

Tidak Suka "Jual Diri" atau "Jual Mimpi": Beberapa orang merasa tidak nyaman mempromosikan atau meyakinkan orang lain tentang sesuatu. Mereka lebih suka pekerjaan yang sifatnya langsung, konkret, dan tidak melibatkan persuasi.

Kurangnya Kepercayaan Diri: Orang yang lagi susah seringkali kepercayaan dirinya lagi anjlok. Untuk masuk dunia marketing yang menuntut optimisme, ketahanan mental terhadap penolakan, dan kemampuan meyakinkan, itu butuh mental yang kuat. Kalau mental lagi down, rasanya berat banget.


3. Pengalaman Buruk di Masa Lalu

Mungkin saja temanmu itu pernah punya pengalaman pahit dengan marketing:

Pernah Ditipu atau Dirugikan Iklan: Dia mungkin pernah jadi korban iklan menyesatkan atau produk yang tidak sesuai janji. Ini menciptakan trauma dan rasa antipati terhadap semua hal yang berbau marketing.

Pernah Dicoba Jadi "Sales" dan Gagal: Mungkin dia pernah mencoba pekerjaan marketing/sales tapi tidak berhasil, sehingga ada trauma kegagalan dan rasa tidak mampu di bidang itu.


4. Persepsi Sulit dan Tidak Stabil

Beberapa orang melihat marketing sebagai bidang yang:

Tidak Stabil: Khususnya pekerjaan yang berorientasi komisi atau target. Bagi orang yang lagi susah, mereka butuh stabilitas finansial segera, bukan pekerjaan yang hasilnya tidak pasti atau tergantung performa.

Tekanan Tinggi: Dunia marketing sering dikaitkan dengan target yang gila-gilaan dan persaingan ketat. Bagi yang lagi kesusahan, tekanan tambahan ini bisa jadi beban yang tidak sanggup ditanggung.


5. Preferensi Jenis Pekerjaan Lain

Meskipun butuh uang, terkadang orang punya preferensi yang kuat tentang jenis pekerjaan yang mereka inginkan atau tidak inginkan:

Maunya Kerja "Nyaman" atau Sesuai Passion: Bahkan dalam kondisi susah, ada orang yang masih memegang teguh keinginan untuk bekerja di bidang yang mereka sukai atau merasa nyaman. Marketing mungkin jauh dari bayangan "pekerjaan ideal" mereka.

Merasa Terlalu Jauh dari Bidang Aslinya: Jika temanmu punya latar belakang atau keahlian di bidang lain, dia mungkin merasa "turun derajat" atau tidak relevan jika harus masuk ke dunia marketing.

Jadi, penolakan temanmu itu bukan berarti dia tidak mau usaha atau sombong, tapi lebih sering karena ada benturan nilai, karakter, pengalaman, atau ketakutan tersembunyi yang membuatnya tidak sanggup menerima tawaran tersebut, meskipun dalam kondisi sulit. Marketing, di mata mereka, bukan "solusi" melainkan "masalah baru" yang harus dihadapi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bicara Uang Bukan Berarti Matre

Pernah dengar celotehan, "Duit itu akar segala kejahatan!" atau "Ah, dia mata duitan!"

Dunia yang Penuh Para Penjual Perabot

  Mari kita jujur. Dunia ini mirip showroom IKEA pas weekend. Ramai, warna-warni, dan setiap orang sibuk jualan "perabot" masing-masing.